Keisengan di masa PSBB berkunjung ke bengkel restorasi Classic Han’s Room di kawasan Bekasi Jawa Barat ternyata membuahkan hasil – artikel fotografi ini tentu saja. Disela-sela menunggu waktu berbuka puasa sambil ngobrol-ngobrol seru dengan Wahyu sang punggawa Classic Han’s Room eh ujug-ujug beliau menawarkan saya untuk meliput mobil yang baru saja selesai direstorasi dan berencana untuk diserahkan ke sang pemilik mobil: Daihatsu Fellow Max tahun 1976 yang sudah lama saya incar untuk foto-foto.
Langsung aja saya babat sekaligus video dan foto si mungil yang usianya sudah cukup tua ini, Fellow Max tahun 1976 bermesin 2-tak yang kalau di hidupkan mesinnya mengingatkan kita pada suara sepeda motor RX-king. Sambil motret-motret juga ngobrol sama Wahyu dan beberapa hal unik terkuak dalam modifikasi dan restorasi di Daihatsu Fellow Max berkelir abu-abu berlabur tema Martini Racing yang cukup populer di masa 80-90an balap rally dunia.
Mobil ini sebenarnya tidak begitu jarang tampak di era 80-an dan terbilang banyak dipakai masyarakat dimana pada masa itu ada kompetitornya sesama sedan mungil (keicar merujuk pada penyebutan jenis mobil ini di Jepang) seperti Suzuki Fronte, Fiat, Honda Life dan masih banyak lagi. Mobil yang berkonfigurasi mesin 2-tak ini juga dikenal dengan sebutan mesin trung-tung karena suara khas yang dihasilkan dari knalpot pada mesin 2-taknya. Namun sayang amat disayang saat ini semakin sedikit populasi yang hidup dalam kondisi baik. Kendala suku cadang, montir dan juga body part membuat mobil-mobil seperti Daihatsu Fellow Max ini susah eksis saat ini.
Beberapa konsep sempat terpikirkan oleh Wahyu saat diserahkan mobil ini oleh pemiliknya untuk di restorasi dan di modifikasi sesuai konsep kekinian dan akhirnya jatuh pada konsep yang bisa kita lihat saat ini. Ubahan pada sisi fender sangat terlihat, over wide fender diterapkan pada mobil ini sehingga bisa memasukkan velg ukuran 13inch berdiameter lebar sekalipun di lingkar fender yang aslinya cukup sempit dan hanya cukup untuk velg berdiameter 12 inch kebawah.
Sistim pengereman dan pengkabelan dibiarkan sesuai aslinya namun diperbaharui dari sisi perangkatnya – namun ada yang istimewa terletak pada area interior, ketika menaiki mobil ini jujur aja saya kaget, koq lapang ya jok depannya? ternyata pengaplikasian jok semi bucket dari frame jok outlaw untuk Porsche 356 dibalut kulit TMI cukup membuat si supir lebih lega. Perapihan interior pun terlihat natural namun terkesan modern. Yang unik spionnya yang menempel di pilar kaca pintu, kata Wahyu ini spion mahal banget: 3juta lebih dan bermerek PEP mirror – cuma terlihat pas di Daihatsu Fellow Max ini daripada menggunakan spion bawaannya yang dipasang pada area bonet mobil.
Urusan mesin, Classic Han’s Room mempercayakan proses pengerjaannya kepada bengkel restorasi vespa lawas Doell’s Scooter di lokasi yang sama – mesin bawaan yang hanya 350cc 2-tak dengan single karburator dinaikkan menjadi 500cc dengan twin karburator yang sudah pasti membuat mesin semakin bertenaga untuk diajak berpacu. Sayangnya belum ada data atau pengalaman berapa cepat mobil ini dapat dipacu karena mesin masih dalam kondisi break-in ( istilah sininya: inreyen).
Dari kesemuanya, ada minusnya nih: Mobil gak berpendingin ruangan! panas banget kalo naik di dalamnya. Cuma apakah memungkinkan dipasang sistim pendingin ruangan di mobil bermesin 2-tak ini? kapan-kapan perlu lagi nih ngobrol-ngobrol ke temen-temen dari Classic Han’s Room.
artikel dan fotografi oleh Mommy Lesmana