Bicara tentang otomotif khususnya industri mobil, velg adalah salah satu bagian yang paling sering dibicarakan selain masalah performa mesin dan teknologinya. Sebutan velg yang disebut wheels atau rims di dunia barat diadopsi penuh dalam bahasa belanda oleh praktisi otomotif di awal-awal masuknya kereta kuda moderen di indonesia pada masa pendudukan VOC di Tanah Air. Velg menjadi bagian eksternal desain paling viewable dalam komposisi keindahan sebuah mobil namun juga utama karena bergeraknya mobil sangat mengandalkan peran si velg guna tempat melingkarnya ban di kesemua rodanya.

Berkaitan dengan pembahasan secara awam mengenai velg mungkin kalau kita tanya kepada penyuka modifikasi mobil umumnya di Indonesia tentang velg akan mengarahkan kita kepada toko velg ternama di bilangan Jalan Mahakam Jakarta Selatan yaitu Permaisuri Ban. Toko yang berdiri semenjak 1977 ini bisa dibilang merupakan trend setter bagi dunia sepatu untuk mobil ini. Adalah Wibowo Santosa yang akrab disapa Pak Bowo, pemilik dari Permaisuri Ban dan juga tokoh penting perkembangan tren dunia velg Indonesia yang sudah sekitar 20 tahunan ini tetap diminati oleh penyuka mobil dan modifikasi mobil.

Pria Ramah yang lahir pada tahun 1966 ini memulai debut pada bisnis velg mobil ketika beliau ditunjuk oleh Ayahnya AS Santosa pada tahun 1992 sepulangnya dari menyelesaikan kuliah desain mobil di Pasadena California untuk segera mulai membantu bisnis yang dahulunya lebih fokus pada penjualan ban mobil – walaupun velg sendiri juga menjadi bagian produk yang dijual oleh toko Permaisuri Ban.

Wibowo Santosa dan Permaisuri Ban

Ketidaktahuannya tentang bagaimana berjualan velg dan apalagi khususnya mengelola bisnis ban yang sudah lama dikelola Ayah beserta keluarganya ini pun menjadi salah satu tantangan berat di awal-awal pekerjaan Pak Bowo di Permaisuri Ban. Velg yang pada saat itu tidak bisa dibilang trend tetapi lebih ke semacam dogma oleh penganut aliran modifikasi merek-merek mobil tertentu menjadi agenda tersendiri bagi Pak Bowo untuk dipecahkan – rasa bosan yang teramat sangat menjual jenis-jenis velg tertentu menjadi hal yang lumrah saat itu dan bagi lulusan sekolah desain mobil ini tentu saja menimbulkan gejolak tersendiri dan ingin lari dari style velg pada masa itu.

Diawali dari perjalanannya mengunjungi beberapa pabrik-pabrik velg di Eropa, Jepang dan Amerika, Pak Bowo mulai mencoba peruntungan dengan memasukkan velg-velg dengan desain baru yang kala itu masih dianggap tidak lumrah apalagi kalau bicara velg untuk mobil-mobil kelas premium seperti Mercedes Benz dan BMW. Hal yang mulanya dianggap nekat lama kelamaan mulai menghasilkan penggemar yang mulai membeli velg-velg berdesain baru – semangat ingin beda yang coba ditularkan oleh Pak Bowo kepada pelanggan-pelanggan Permaisuri Ban kian hari kian lebar dan menjadi pergunjingan di kalangan penyuka modifikasi mobil.

Wibowo Santosa dan Permaisuri Ban

Dan kini setelah sekian puluh tahun Pak Bowo memimpin Permaisuri Ban, beberapa merek velg kenamaan seperti Concept Neeper, Niche, Fikse, Lexani, Forgiatto, HRE, DPE, Project Kahn, Modulare, Weds, Vellano, VAD dan Vossen menjadi produk display yang dicari pelanggannya dari berbagai kota di Indonesia. Puluhan merek-merek velg dunia yang ingin mencoba peruntungan di market Indonesia-pun tak segan kadang berkunjung ke Permaisuri Ban untuk membaca market dan berdiskusi dengan Pak Bowo – apalagi melihat passion dan kecintaannya pada dunia otomotif khususnya mobil sudah mengakar sekali di tubuh Pak Bowo ini.

Bagi penyuka modifikasi dan sudah barang tentu ingin ngobrol-ngobrol seputar velg, Pak Bowo bisa jadi salah satu nara sumber paling fasih untuk dimintai keterangan, apalagi bicara pelanggan yang selalu berusaha menemui Pak Bowo untuk sekedar meminta pendapat velg apa yang cocok dipasangkan di mobilnya. Bahkan Pak Bowo pun tidak segan-segan menolak pelanggan untuk membeli velg tertentu karena menurut Pak Bowo tidak cocok dipasang di mobilnya dan atas dasar merusak estetika dari keindahan mobil itu sendiri: sebuah dedikasi yang tak terkalahkan bagi seorang maestro velg di dunia bisnis velg Indonesia.

Sukses terus bagi Permaisuri Ban dan Semoga Pak Bowo tetap semangat melayani pelanggan yang juga penuh dinamika. Reputasi panjang yang teramat sulit untuk ditandingi pemain baru di dunia velg Indonesia.

Article Credit

Narasi: Mommy Lesmana
Fotografi: Rieza Alvarez
Video: Reza Wardhana & Fandi Putra

[mnky_related_posts orderby=”rand”]